http://masahamil.com/?ref=gemilang
Seks di masa kehamilan penuh gejolak. Ayahbunda punya 7 mantera untuk meredakannya. Silahkan mencobanya!
- Tidak ada istilah "Kehidupan seks yang normal." Bila Anda memandang seks sebagai sesuatu yang sifatnya text book atau teoritis, maka bersiaplah menganggap kehidupan seks bermasalah. Pada kenyataannya, pada saat hamil bukan hanya mood yang bak roller coaster, hasrat bercinta juga naik-turun. Misalnya, di trimester pertama karena morning sickness, Anda muak dan tak bergairah untuk bermesraan dengan pasangan. Tetapi pada bulan kelima, bisa “kepingin" setiap hari! Perubahan itu tidak sama terjadi pada tiap perempuan, tergantung kadar hormon masing-masing. Jadi, tidak perlu mengkritisi diri. Apa yang normal bagi Anda, belum tentu normal bagi perempuan hamil lain –begitu pula sebaliknya. Yang terpenting adalah, kehidupan seksual memuaskan Anda dan pasangan.
- Libido pasangan pun kemungkinan berubah. Ternyata ketika Anda bergelut dengan perubahan hormon, suami pun bergelut dengan isi pikiran dan libidonya. Pria khawatir bahwa, hubungan intim bisa melukai ibu dan janin. Para pria juga mengakui, tidak mudah menghapus bayangan bahwa bercinta saat hamil melibatkan tiga orang: suami, isteri dan janin. Sesungguhnya ini adalah reaksi yang wajar. Bila Anda saling menyampaikan perasaan, kemudian sepakat bahwa cukup berpelukan saja sampai gairah bercinta kembali normal, maka tidak ada pihak yang merasa ditolak.
- Hubungan seks tidak akan melukai janin. Berdasarkan penelitian terkini, 25% calon orangtua menghentikan hubungan seks di masa kehamilan karena takut menyebabkan janin cidera. Dan, yang lebih khawatir ternyata para pria: mereka takut penis akan menyenggol janin. Secara anatomi, penis tidak akan mencapai janin sebab setelah melewati vagina, penis harus melewati serviks atau saluran rahim sepanjang 2 hingga 4 cm dengan pelapis berupa bantalan yang kuat. Namun, bila kehamilan isteri bemasalah, misalnya memiliki riwayat keguguran, atau persalinan prematur dan perdarahan, maka memang harus hati-hati. Konsultasikan dulu dengan dokter. Pada kehamilan sehat, hubungan seks aman dilakukan hingga waktunya pecah kantung ketuban.
- Hati-hati bila perdarahan. Realitanya, sedikit perdarahan setelah berhubungan seks di masa kehamilan, adalah hal biasa. Hal itu terjadi karena saat hamil, pembuluh-pembuluh darah di vagina berada lebih dekat ke permukaan. Sehingga persinggungan dengan penis dapat mencetus perdarahan.
- Kehamilan dapat meningkatkan kualitas hubungan seksual, untuk selamanya. Ini benar adanya. Karena selama hamil, kebanyakan pasangan menjadi lebih kreatif dalam mencari posisi dan teknik bercinta –demi kenyamanan dan kesehatan isteri. Pada saat itu, Anda akan mengeksplorasi dan menemukan cara-cara baru dalam memuaskan kedua belah pihak –dengan saling membantu untuk masturbasi, melakukan seks oral, menggunakan alat bantu. Pokoknya, segala yang aman saat hamil. Pengalaman ini akan memperkaya kehidupan seksual Anda, dan dapat menjadi variasi bercinta yang menyenangkan untuk dipakai seumur hidup.
- Dia tetap mengagumi Anda, segemuk apa pun Anda. Sejatinya, suami justru bergairah terhadap tubuh isteri yang hamil. Okey, katakan berat badan Anda bertambah beberapa kilo dan hidung Anda membesar, tetapi kebanyakan suami lebih memusatkan perhatian pada organ seksual, seperti payudara dan bokong, yang saat hamil lebih penuh dan seksi. Solusinya? Dengar langsung dari suami, tentang bagian mana dari tubuh Anda yang ia sukai ketika Anda hamil. Komentar positif dari suami, akan meningkatkan rasa percaya diri Anda untuk bercinta.
- Suami tidak bisa membaca pikiran Anda. Ketika Anda hamil, yang paling penting adalah membangun komunikasi terbuka dengan suami, agar Anda berdua tidak saling menebak, melainkan bebas mengungkapkan keinginan dan kekhawatiran. Cara berkomunikasi yang baik adalah dengan mendengarkan kata-katanya, mengajukan pertanyaan, lalu dengarkan baik-baik jawabannya. Begitu sebaliknya –pasangan harus memperlakukan Anda hal yang sama. Mengobrol intensif selama 15 menit setiap hari dengan pasangan akan menggiring Anda berdua untuk terbuka membicarakan perasaan, hubungan seks, relasi dan masa depan. Yang lebih penting lagi: relaks. Kelak bila bayi sudah lahir, lebih sulit untuk bisa menikmati waktu senggang berdua saja dengan pasangan. Jadi, gunakan momentum ini sebaik-baiknya. (me)